Aneh (Kamu)
Mungkin
memang aneh, iya. Memang sangat aneh. Mungkin Tuhan telah mengijinkan untuk
saling melihat sudah jauh. Iyah. Tiga tahun Tuhan mengijinkan untuk kita saling
menatap, saling melihat wajah dari kejauhan. Memang sangat aneh. Iya. Tanpa
kita mengenal, kita telah saling membicarakan satu sama lain. Bukan hal yang
baru bagiku. Pohonpun sering memakiku saat aku buang air kecil dibawahnya. Aku
tak sempat berfikir untuk mengenalmu, bahkan berjabat tanganpun juga tidak.
Wanita yang aneh, merasa paling cantik, padahal tidak. Dan satu yang membuatku
enggan berfikir, dengan melihat caranya berjalan. Tapi Tuhan selalu
menyuguhkanku dengan pemandangan seperti itu. Memang aneh. Harusnya aku merasa
bosan. Iya. Hmmmm senjapun tak pernah bosan mengiringi perginya siang. Mungkin
itu yang aku alami. Memang sangat aneh. Iya. Sempat aku mengumpat dibelakang,
bahwa aku tak akan pernah menyapamu, mengenalmu. Aku memang bukan pria sejati.
Yang menepati omonganku sendiri. Dan kamu, berhasil. Jika aku berdosa, aku
harap ini dosa terindah yang pernah aku lakukan. Aku tak pernah menyesal, dan
aku juga tak pernah mundur. Ini memang sangat aneh. Iya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar