Rabu, 23 Oktober 2013
Teruntukmu
Aku terus merasakannya, aku juga heran mengapa kau selalu ada. Melihat jam dinding, kau menjelma detik. Melihat ke jendela, kau menjelma cahaya. Mendengarkan musik, kau menjelma suara. Merenung di tengah sepi, kau menjelma denyut nadi. Tapi, aku suka, aku suka dengan ini semua. Kaulah yang selalu membuatku ingin tetap hidup terus dan terus. Ingin tetap terus menulis dan menulis. Sampai - sampai aku selalu merasa menjadi huruf-huruf untuk tulisanku sendiri. Kau tak pernah jauh dariku, jantungku sendiri mengenalmu sebagai debarnya. Ah sudahlah, sebenarnya aku sedang merindukanmu. Aku memikirkanmu, ketika menulis ini.
Teruntukmu, Elsya Yahya
Sosok yang selalu ada, di setiap aku menarik nafas.
*Diketik dengan keyboard yang tombol “space”nya susah untuk ditekan dan juga pinjaman
Jakarta, 21 OKtober
Jefri Efendy
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar