Sabtu, 14 September 2013

Aku Butuh Kamu Untuk Bahagia


Aku Butuh Kamu Untuk Bahagia

Hangat dalam hening, kini tiada lagi yang lebih pagi dari sapamu.
Seperti bola saga yang mengintai dari celah daun,
Cahaya berjinjit diam-diam masuk dari selah jendela kamarku.
Mengusap keningku, menampar sepi.
Menyadarkan bahwa kasih sayangmu lebih indah dari sekedar bunga.

Lelap yang kerap mekar di ambang fajar.
Meski mentari seperti tergesa-gesa mengusir mimpi.
Selalu ada yang patut untuk di ingat ketika sedang terjaga.
Dan kecemasan-kesemasan itu hilang begitu saja

Ada saat berbincang berdua denganmu lebih dari apapun.
Sebab kebahagiaanku ini , perempuanku.
Melebur bersama udara yang kerap memenuhi rongga dada.
Berdetak seirama degup jantungmu,
Menjadi nada yang terucap dari bibirmu.
Jatuh adalah sebuah paradoks, daun tak pernah tau kebahagiaan berada dibelahan bumi yang mana.
Tangkai memerlukan angin untuk menempatkan daunnya yang menguning gugur ketanah yang damai.
Atau kopi mesti diaduk untuk menghasilkan citarasadan mengeluarkan aroma yang membuat pagi bergegas membangkitkan gairah.
Maka, aku butuh kamu untuk bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar