Minggu, 13 Juli 2014

Untukmu, yang selalu menjelma segalanya.




Aku terus merasakannya, aku juga heran mengapa kau selalu ada.
Melihat jam dinding, kau menjelma detik. 
Melihat ke jendela, kau menjelma cahaya. 
Mendengarkan musik, kau menjelma suara. 
Merenung di tengah sepi, kau menjelma denyut nadi. 

Tapi, aku suka, aku suka dengan ini semua. 
Kaulah yang selalu membuatku ingin tetap hidup terus dan terus. Ingin tetap terus menulis dan menulis. Sampai - sampai aku selalu merasa menjadi huruf-huruf untuk tulisanku sendiri. 
Kau tak pernah jauh dariku, jantungku sendiri mengenalmu sebagai debarnya. 
Ah sudahlah, sebenarnya aku sedang merindukanmu. Aku memikirkanmu, ketika menulis ini.

Teruntukmu,.
Sosok yang selalu ada, di setiap aku menarik nafas.

*Diketik dengan keyboard yang tombol “enter”nya susah untuk ditekan

Jakarta, 13 Juli 2014


Jefri Efendy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar