Jumat, 20 Desember 2013

Senjaku Masih Sama



Tak ada yang istimewa dari senja kali ini.
Seperti biasa, hanya ada setumpuk kenang,
dan rindu yang lalu lalang.
Di ujung cakrawala jingga bertebaran,
ingatan semakin riuh bergemerisik di pohon akasia.
Di kepala, rautmu muncul satu-satu.
Senyum-senyum kecil perlahan berjatuhan,
dari sela-sela kepak camar yang lupa jalan pulang.
Aku mendongak.
Langit masih ramah,
nampaknya ingin menunda episode-episode
kisah hujan yang berkelebatan.
Kadang, angin sore menjelma ribuan pelukan;
sepasang lengan yang menghangatkan.
Namun tak jarang meninggalkan gigil yang ngilu;
serupa nyeri, yang dihujamkan ribuan sembilu.
Padahal surya belum kunjung tenggelam, tapi bayangmu tampak semakin kelam.
Hitam,
seperti lebam yang begitu dalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar