Jumat, 18 Oktober 2013

Aku Hujan

Aku adalah hujan yang patah dipotong kemarau
dari kerinduan yang begitu tajam menikam
jemari kata-kata. Sehingga apa yang harus aku
katakan kepada angin dan lautan yang
menjadikanku ada, menjadi seolah tak ada dan
lenyap begitu saja. Aku kini menjadi seperti
hujan tanpa air yang turun serupa badai padang
pasir. Tak membasahi, tak juga mengeringkan.
Aku adalah hujan yang jatuh di hatimu dengan
lambat dan sendiri. Tak ada yang lain selain aku
mendapingiku. Aku sengajakan kedatanganku
tanpa sesiapa, sehingga engkau sadar bahwa
hanya aku yang datang kepadamu, tak ada yang
lain, serupa hujan.
Karena itu, Â janganlah kau panggil pawang
untuk mengusirku. Sebab aku sungguh sangat
ingin berada di sini, di sampingmu, memeluk
kemarau di hati dan jiwamu. Seperti hujan,
seperti air yang kau butuhkan untuk kesuburan
ladang cinta dan kerinduanmu. Maka aku tak
akan menjadi seperti lagi. Aku bahkan memang
adalah hujan. Dan engkaulah lautan dan angin.
Yang menjadikanku ada, turun, deras, dan
mengalir di jantungmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar